Kejadian bencana longsor yang mematikan di wilayah pertambangan rakyat Lebong Tandai, Bengkulu setidaknya mampu menjadi peringatan. Hujan deras yang mengguyur tanpa henti selagi lebih dari 24 jam seketika menggetarkan tanah di tebing curam tambang Lebong Tandai, Bengkulu. tanpa pertanda sama sekali, 18 orang tertimbun longsor yang berjalan hanya dalam sekian tidak sedikit detik. Informasi terakhir dari Antaranews menyebutkan, dari 18 korban yang tertimbun masihlah ada kurang lebih 15 korban lain yang terus dicari. 2 jenazah korban longsor sudah ditemukan, sedangkan satu orang ditemukan selamat dengan kondisi patah tulang.

Pasca kejadian tanah longsor yang berjalan di penambangan rakyat Lebong Tandai peninggalan Belanda ini, Penjabat Gubernur Bengkulu Suhajar Diantoro serentak menuju wilayah Rejang Lebong memimpin evakuasi. Untuk ketahuan, kondisi wilayah pertambangan di Lebong Tandai merupakan kawasan terpencil yang sulit sekali akses dan transportasinya. Bahkan sewaktu puluhan tahun, penduduk sekitar yang hendak menuju kawasan pertambangan rakyat di Lebong Tandai hanya bisa menggunakan kereta lori mini yang sudah dimodikasi bernama Molek.

Mengingat area kejadian tanah longsor yang sulit dijangkau, Penjabat Gubernur Bengkulu Suhajar Diantoro segera memberikan instruksi kusus. Berikut adalah 3 langkah darurat yang sedang diusahakan pasca bencana tanah longsor di Lebong Tandai Bengkulu

Pencarian korban tanah longsor di Lebong Tandai akan dilakukan sampai batas waktu yang ditentukan oleh tim Sar
Hingga artikel ini diturunkan belum ada info lebih lanjut dari proses pencarian 15 korban longsor di Lebong Tandai. Kondisi medan yang ekstrem dan jalur menuju tempat tanah longsor yang terpencil makin menyulitkan pencarian. Pasalnya tim SAR hanya menggunakan cangkul kecil buat menggali tanah yang sangat banyak.

Dinas Sosial dan BPBD Bengkulu mengkoordinir dan mengkondisikan bantuan sembako untuk dua tempat kejadian tanah longsor
Perintah kedua ini dikhususkan bagi dua ruang kejadian merupakan pertambangan rakyat yang tertimpa longsor dan Desa Lebong Tandai yang berada di ruang teramat terpencil. selama ini Desa Lebong Tandai hanya bisa dilalui menggunakan kereta mini Molek. Padahal di Lebong Tandai ada kira kira 147 Kepala Keluarga dimana 30 persennya termasuk rumah tangga miskin

Instansi PU Bengkulu harus menanggulangi kerusakan jalur molek ataupun membuat trayek alternatif sehingga warga Desa Lebong Tandai tidak terisolir.
Kejadian tanah longsor di Lebong Tandai seakan mengakses mata publik Indonesia bahwa masih ada wilayah terpencil di Sumatera yang hanya akan dijangkau menggunakan kereta lori mini bernama Molek. Tetapi waktu ini jurusan kereta molek serta yang merupakan peninggalan Belanda terputus dan mengisolasi desa Lebong Tandai. Akhirnya, kabar terakhir dari Antaranews menyebutkan, pada Sabtu siang (5/12) bantuan sudah diangkut dengan memakai satu unit helikopter milik Tubuh Nasional Penanggulangan Bencana yang dikirim dari Palembang Sumsel. Helikopter ini sejak sejak mulai mengangkut 34 koli sekitar 600-700 kg bahan-bahan makanan seperti beras, mie instan, gula dan bahan yg lain.(cal)

sumber